1.
Pilihlah
sebuah bacaan kemudian susunlah 10 pertanyaan pilihan ganda dilengkapi
jawabannya berdasarkan bacaan tersebut !
Kelompok garis keras Indonesia gagal
melarang diskusi buku
Penduduk
Indonesia melawan kelompok garis keras yang berusaha untuk mencegah diskusi
publik mengenai peristiwa sejarah tertentu dan individu yang mereka anggap
buruk bagi masyarakat.
Para pendukung Front Pembela Islam (FPI)
berunjuk rasa di luar kedutaan Myanmar di Jakarta pada bulan Juli 2013. Pada
tanggal 17 Februari tahun lalu, para aktivis FPI memprotes sebuah diskusi di
Semarang mengenai buku tentang Tan Malaka, tokoh sejarah Indonesia yang
kontroversial. [Romeo Gacad/AFP]
Para pendukung
Front Pembela Islam (FPI) berunjuk rasa di luar kedutaan Myanmar di Jakarta
pada bulan Juli 2013. Pada tanggal 17 Februari tahun lalu, para aktivis FPI
memprotes sebuah diskusi di Semarang mengenai buku tentang
Tan Malaka,
tokoh sejarah Indonesia yang kontroversial. [Romeo Gacad/AFP]
Tulisan Yang
Berhubungan
Mantan militan
Indonesia ingin memulai dialog mengenai ekstrimisme
Pengunjuk rasa
tuntut pelarangan kelompok garis keras Indonesia
Para pakar:
jaringan teror mengincar kaum muda Indonesia
Pengunjuk rasa
dari Front Pembela Islam (FPI), cabang Jawa Tengah, Laskar Merah Putih, dan
kelompok-kelompok lain baru-baru ini mencoba untuk menghentikan diskusi di
Semarang yang membahas sebuah buku mengenai Tan Malaka, seorang tokoh
kontroversial dalam sejarah Indonesia.
“Diskusi ini
tidak akan baik bagi masyarakat kita karena tokoh dalam buku ini bukan contoh
yang baik, terutama dengan adanya ideologi Marxis dalam buku itu,” kata
Sibahudin, ketua FPI Jawa Tengah. ”Diskusi ini hanya akan menimbulkan rasa
tidak aman dalam masyarakat kita.”
Namun, acara
tanggal 17 Februari ini, yang disponsor oleh kelompok-kelompok lokal termasuk
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Semarang, dipindahkan ke Universitas
Diponegoro. Diskusi ini berjalan lancar tanpa halangan dan dihadiri sekitar 500
orang, menurut Tempo.
Salah seorang
penyelenggara, Yunanto Adi, mengatakan bahwa mereka yang tidak setuju dengan
isi buku sebaiknya ikut serta dalam diskusi terbuka daripada mencoba untuk
menghalangi kebebasan berbicara.
“Supaya mereka
bisa memahami perdebatan,” kata Yunanto kepada Khabar. ”Ini adalah bagian dari
sejarah negara kita.”
Dihapus dari
sejarah
Harry Poeze,
sejarawan Belanda dan penulis buku ”Tan Malaka, Gerakan Kiri dan Revolusi
Indonesia, September 1948-Desember 1949,” memimpin diskusi tersebut. Tur
diskusi buku Poeze itu juga terganggu oleh protes serupa.
Sebuah diskusi
buku pada awal Februari dibatalkan di Surabaya setelah polisi setempat menolak
untuk mengeluarkan izin untuk alasan keamanan, Jakarta Globe melaporkan.
Namun demikian,
diskusi yang dipenuhi peserta itu berlangsung pada tanggal 6 Februari di
Universitas Negeri Surabaya dan 7 Februari di Universitas Airlangga, menurut
Tempo.
Tan merupakan
seorang pemimpin gerakan kiri dan pejuang kemerdekaan selama tahun-tahun
pra-kemerdekaan Indonesia. Meskipun pihak militer mengeksekusinya pada tahun
1949, sejumlah pihak memandangnya sebagai salah satu bapak pendiri Indonesia
bersama dengan Presiden pertama Soekarno, dan yang lainnya.
Meskipun pada
tahun 1963 Soekarno menganugerahkan penghargaan pahlawan nasional pada Tan,
karena Tan berkaitan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI), rezim Orde Baru
Soeharto menghapuskan tulisan tentang jasanya dari buku-buku.
Baru-baru ini,
pada tanggal 21 Februari di daerah asal Tan di Sumatera Barat, para pejabat
mempersembahkan patung perunggu Tan kepada publik.
“Kisah Tan
Malaka mengungkapkan perebutan kekuasaan antara Orde Lama dan Baru,” kata
sejarawan Sarita Rushia, seorang mahasiswi pascasarjana Universitas Gadjah
Mada.
“Tan Malaka
menggabungkan Islam dan Marxisme. Itulah sebabnya ia menjadi kontroversial bagi
banyak orang Indonesia. Bagi banyak orang Indonesia, kedua ideologi itu tidak
bisa digunakan bersama-sama,” katanya kepada Khabar. ”Kebanyakan orang
Indonesia menghargai Islam sebagai agama, sementara Marxisme adalah sebuah
ideologi yang bertentangan dengan Islam. Diskusi buku seperti ini menunjukkan
betapa terbukanya masyarakat kita.”
SOAL:
1) Siapa yang
melawan kelompok garis keras yang berusaha untuk mencegah diskusi publik
mengenai peristiwa sejarah tertentu dan individu yang mereka anggap buruk bagi
masyarakat....
a. Penduduk Indonesia c.
Penduduk India
b. Penduduk
Malaysia d. Penduduk Korea
2) Pada bulan
berapa Para pendukung Front Pembela Islam (FPI) berunjuk rasa di luar kedutaan
Myanmar di Jakarta....
a. Juni c.
Juli
b. Maret d. Mei
3) Jakarta Globe
melaporkan bahwa sebuah diskusi buku pada awal Februari dibatalkan di Surabaya
setelah polisi setempat menolak untuk mengeluarkan izin untuk alasan...
a. Keamanan c.
Kepentingan umum
b. Bentrok d. Adanya demo
4) Meskipun pada
tahun 1963 Soekarno menganugerahkan penghargaan pahlawan nasional pada Tan,
karena...
a.
Tan terlibat kasus kriminal.
b.
Tan berkaitan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).
c.
Tan mengkudetai Presiden Myanmar.
d.
Tan melalukan pembajakan buku.
5)
pada tanggal 21 Februari di daerah asal Tan di Sumatera Barat, para
pejabat mempersembahkan....
a.
Penghargaan c.
Piala
b.
patung perunggu d.
Patung
6)
Menurut Tempo diskusi ini berjalan lancar tanpa halangan dan dihadiri
sekitar......
a.
800 ribu orang c. 500
orang
b.
800 orang d.
500 ribu orang
7)
Siapakah sejarawan Belanda dan penulis buku ”Tan Malaka, Gerakan Kiri
dan Revolusi Indonesia, September 1948-Desember 1949,” yang memimpin
diskusi.....
a.
Harry Poeze c.
Mamang
b.
Yudianto d.
George Poeze
8)
Apa penyebab Tan menjadi kontroversial bagi banyak orang
Indonesia........
a.
Karena kasus korupsi.
b.
Karena menggabungkan Islam dan Marxisme.
c.
Karena membunuh orang.
d.
Karena seorang teroris.
9)
Para pendukung Front Pembela Islam (FPI) berunjuk rasa di luar....
a.
Kedutaan Myanmar di Jakarta.
b.
Kedutaan Amerika.
c.
Kedutaan Australias.
d.
Kedutaan luar negri.
10) Pihak militer
mengeksekusi Tan paa tahun
a.
1949 c.
2014
b.
1100 d.
1997
2.
Ringkaslah
salah satu bab sebuah buku (bukan cerpen dan bukan novel) !
A.
pokok-pokok informasi sebuah buku :
·
Stratifikasi sosial merupakan penggolongan masyarakat secara
vertikal.
·
Faktor penyebab stratifikasi sosial karena adanya sesuatu yang
berharga yang dimiliki seseorang. Sepeti; harta, pangkat, pendidikan,
kemampuan, kepandaian, dan kekuasaan.
·
Pembagian tugas yang tugas yang terspesialisasi yakni karena
adanya tugas masing-masing yang berbeda.
·
Dasar stratifikasi sosial dalam masyarakat. Ukuran yang dipakai
untuk menggolongkan seseorang pada suatu lapisan tertentu adalah ukuran
komulatif dan bukan ukuran tunggal.
·
Kekayaan seringkali dijadikan ukuran penghargaan terhadap
seseorang.
·
Cara-cara memperoleh satatus atau kedudukan adalah ascribed status
(yang diperoleh secara otomatis), achieved status (yang diperoleh dengan
usaha/perjuangan), assigned status (kombinasi dari ascribed status dan achived
status).
·
Konflik peranan/status akan melahirkan sebuah konflik apabila
peran dan status tidak sejalan.
·
Peranan merupakan perilaku yang harus muncul pada diri seseorang
sesuai dengan statusnya.
·
Sifat stratifikasi sosial
dapat dibedakan menjadi tiga yaitu;
a. stratifikasi
sosial tertutup, yang tidak memberikan masyarakatnya peluang untuk berpindah
status.
b. Stratifikasi
sosial terbuka, yang memberikan peluang kepada masyarakatnya untuk naik status.
c. Stratifikasi
sosial campuran, merupakan kombinasi stratifikasi sosial tertutup dan
stratifikasi sosial terbuka.
·
Wujud startifikasi sosial terbagi menjadi empat wujud yaitu;
ekonomi, sosial, polotik, dan pendidikan.
·
Masyarakat feodal yang hanya mengenal sistem keturunan/kebangsawanan.
·
Sitem stratifikasi sosial dalam masyarakat pertanian. Ukuran yang
dipakai adalah banyak sedikitnya tanah atau lahan.
·
Sistem stratifikasi sosial pada Zaman Belanda yang dapat dilihat
dari sistem politiknya.
·
Strtifikasi sosial pada masa penjajahan Belanda, golongan pertama
ialah golongan Eropa, golongan keduan ialah golongan Timur asing, golongan
ketiga ialah golongan Bumiputera.
·
Konsekuensi stratifikasi sosial yakni pakaian, rumah,perabot, bahasa , gaya bicara, makanan, gelar, pangkat,
jabatan, hobi, dan kegemaran.
B. Ringkasan
Stratifikasi sosial merupakan penggolongan
masyarakat secara vertikal. Faktor penyebab stratifikasi sosial karena adanya
sesuatu yang berharga yang dimiliki seseorang. Sepeti; harta, pangkat,
pendidikan, kemampuan, kepandaian, dan kekuasaan. Kondisi umum yang mendorong
terciptanya stratifikasi sosial ialah pembagian tugas yang tugas yang
terspesialisasi yakni karena adanya tugas masing-masing yang berbeda.
Dasar stratifikasi sosial dalam masyarakat.
Ukuran yang dipakai untuk menggolongkan seseorang pada suatu lapisan tertentu
adalah ukuran komulatif dan bukan ukuran tunggal. Seperti halnya Kekayaan yang
seringkali dijadikan ukuran penghargaan terhadap seseorang.
Dalam stratifikasi sosial memiliki beberapa cara
untuk memperoleh satatus atau kedudukan adalah ascribed status (yang diperoleh
secara otomatis), achieved status (yang diperoleh dengan usaha/perjuangan),
assigned status (kombinasi dari ascribed status dan achived status). Apabila
ascribed staus, achieved status, dan assigned status tidak sejalan akan
menimbulkan Konflik peranan/status yang
akan melahirkan sebuah konflik apabila peran dan status tersebut tidak sejalan.
Peranan merupakan perilaku yang harus muncul pada diri seseorang sesuai dengan
statusnya.
Sifat
stratifikasi sosial dapat dibedakan
menjadi tiga yaitu;
d. stratifikasi
sosial tertutup, yang tidak memberikan masyarakatnya peluang untuk berpindah
status.
e. Stratifikasi
sosial terbuka, yang memberikan peluang kepada masyarakatnya untuk naik status.
f.
Stratifikasi sosial campuran, merupakan kombinasi stratifikasi
sosial tertutup dan stratifikasi sosial terbuka.
Selain memiliki sifat-sifat dalam
startifikasi sosial. Stratifikasi sosial juga memiliki wujud startifikasi
sosial terbagi menjadi empat wujud yaitu; ekonomi, sosial, polotik, dan
pendidikan. Wujud ekonomi dalam startifikasi sosial dalam masyarakat feodal
yang hanya mengenal sistem keturunan/kebangsawanan. Sedangkan, sitem
stratifikasi sosial dalam masyarakat pertanian. Ukuran yang dipakai adalah
banyak sedikitnya tanah atau lahan. Dan Sistem stratifikasi sosial pada Zaman
Belanda yang dapat dilihat dari sistem politiknya.Strtifikasi sosial pada masa
penjajahan Belanda memilki tiga tingkatan/golongan, yaitu; golongan pertama
ialah golongan Eropa, golongan keduan ialah golongan Timur Asing, golongan
ketiga ialah golongan Bumiputera.
Dalam stratifikasi sosial memiliki
konsekuensi yakni pakaian,
rumah,perabot, bahasa , gaya bicara,
makanan, gelar, pangkat, jabatan, hobi, dan kegemaran.