Haii... Namaku Gita Aisyah aku biasa di panggil Gita, sekarang aku duduk di bangku SMA Negri di Kota Makassar XI IPS 1. Aku memiliki tiga sahabat namanya Nila, Vira, dan Kaila. Kami berempat sekelas dan sudah dua tahun kami saling mengenal. Dan aku juga memiliki adik . Adik aku ada dua yang satunya cewek berumur 12 tahun dan satunya cowok berumur 15 tahun. Kami memiliki orang tua yang sibuk dengan urusan sendiri.
Walau kami selalu bersama mereke bertiga tidak tau keadaan keluarga aku. Aku selalu berusaha menyembunyikan kepada siapun tentang keadaan keluarga aku. Aku bahagia berada lingkungan sekolah tapi aku susah merasakan kebahagiaan dalam rumah aku. Ayah dan Ibu aku selalu saja bertengkar karena Ayah aku yang selingkuh aku juga tidak tega melihat kedua adik aku yang harus menerima segala kenyataan ini berhubung karena aku anak pertama dari tiga bersaudara.
"Git... kok melamun sih? keliatan pucat kamunya." Tanya Kaila padaku kawatir.
"eehh.. Kamu La. Iya gak apa kok kecapean mungkin karena semalam begadang ngerjain tugas." Jawabku berbohong. Sebenarnya aku tidak makan dari semalam sebab aku malas keluar kamar dan melihat orang tuaku yang bertengkar. Untunglah hanya berdebat saja karena Ayah aku tidak memukul atau semacamnya.
"Oiya, sii Nila dan Vira kemana? Kok belum datang." Tanyaku pada Kaila sambil melihat jam tanganku.
"Biasalah mereka jarang tepat waktu kalau mau ketemuan palingan ntar lagi datang. Pesan minum dulu deh haus nih." Jawabnya dengan melambaikan tangan memanggil pelayan Cafe Rainbow.
"Oiya, itu mereka sudah datang." Sahutku melihat mereka.
"Maaf ya telat maklumlah." Serentak Nila dan Vira menyahut senyum-senyum. Dan kami pun memesan makanan dan makan bersama-sama dengan penuh kecerian bagi kami berempat.
Setengah jam setelah kami makan kami berempat kerumah Kaila yang tak begitu jauh dari Cafe Rainbow. Kami berampat hanya jalan kaki ya sekita 200 meterlah.
"Udah Adzar nih, Singgaah sholat dulu yuk." Ajak ku melihat Masjid.
"Yaudah kita sholat dulu deh." Jawab mereka bertiga serentak.
Aku bersyukur karena dipertemukan dengan teman-teman yang tak lupa dengan kewajibannya. Dan selalu mengajak dalam kebaikan. Tak sama dengan kebanyak orang berteman yang hanya melihat dari kecantikan dan satatus sosial mereka. 10 menit berlalu mereka bertiga selesai sholat tapi aku masih dengan khusyuk berdoa meminta jalan keluar dari masalah keluargaku dan meminta untuk di kuatkan dalam mengahadapi segala cobaan yang Allah berikan kepadaku.
"Lama bener Git doanya." tanya Nila dengan menatapku tersenyum.
"heheh iya maaf, kalian jadi nunggu lama." Jawabku tersenyum.
Kami berempat melanjutkan perjalan untuk kerumah Kaila. 5 menit kemudian, kami akhirnya sampai di tempat tujuan. Kami berempat langsung ke kamar Kaila. Maklumlah keluarga kaila sama dengan keluarga ku orang tuanya sibuk dengan urusan kantor-nya. Tapi yang membedakan aku dan Kaila Ayahnya setia dengan Ibunya.
"Git, kok gak kayak biasanya sih. Biasa ceria banget sekarang kok diam aja. Kalau ada masalah cerita aja. Insya Allah kami bantu." tanaya Vira menatapku kebingungan.
"Gak kok, gak kenapa-kenpa." jawabku singkat tersenyum.
"Udah gak usah bohong Git, kita semua gak bisa dibohongin kita berteman Git, gak usah nyembunyiin masalah sendiri-sendiri deh." Sahut Kaila menatapku.
Tiba-tiba air mataku terjatuh, tak terbendung lagi mata ini untuk menahan lingan air mataku. Aku mungkin udah capek berbohongan dengan mereka. Dan menyembenyunyikan semuanya.
"Iya, sebenarnya aku bingung melihat orang tuaku Ayah aku selingkuh. Aku capek milhat mereka selalu bertengkar dan aku tidak tega melihat adik aku menerima kenyataan itu semua." Jawab ku menangis tersedu-sedu.
"Sabar Git, perbanyak istigfar semua ada jalan keluarnya kok. Kami hanya bisa bantu dengan doa." Sahut Nila memelukku tak ketinggalan Kaila dan Vira juga ikut memelukku.
Tepat pukul 17.00. Waktunya aku untuk pulang mereka bertiga berusaha menghiburku ketika dirumah Kaila, itulah sahabat jika salah satu teman yang terluka kita juga ikut terluka jika salah satu bahagia Insya Allah kita juga akan bahagia semua. Mungkin ini bonus dari cobaan yang Allah berikan kepadaku. Karena aku di berikan kebahagian memiliki teman sebaik mereka yang saling menyayangi.
Sesampai dirumah aku langsung menuju kamar. Seperti biasanya keadaan rumah ya sepi-sepi aja. Adik aku menonton TV, Ibu aku belum pulang kantor dan Ayah aku sibuk sendiri. Tiba waktunya untuk sholat maghrib setelah sholat seperti biasanya menyempatkan untuk tadarusan.
Esok harinya, aku bangun untuk sholat subuh dan ntah kenapa setelah sholat aku merasa kedinginan tapi badan hangat. Aku-pun di bawah kerumah sakit oleh orang-orang dirumahku karena tak sadarkan diri. Aku terkena Tipes karena kelelahan dan malas makan.
"Git, gak papakan." tanya Nila, Kaila, dan Vira kawatir.
"gak kok santai aja." jawabku singkat.
Begitu sedihnya perasaan ini ketika aku tersadar dan berada dirumah sakit orang tuaku sibuk dengan urusan-nya sendiri tak menunggu aku sampai sadar. Malah hanya adik dan sahabat-sahabatku yang setia menungguku.
Setelah seminggu aku dirumah sakit. Aku mulai merasa nyaman dengan orang tuaku yang sudah perhatian terhadapku, aku juga bingung mengapa Ayah dan Ibu ku pun perlahan akur dan seperti dahulu lagi. Mereka berdua paham mengapa aku berada dirumah sakit emang semua kehendak Allah tapi karena aku selalu memikirkan mereka sehingga aku lelah dan malas makan. Mereka berdua diberi tahu oleh sahabatku. Aku sangat bersyukur dengan segala nikmat yang diberikan Allah. Aku juga mulai memahami betapa berartinya seorang Sahabat dan keluarga dalam kehidupan kita. Tak henti-hentinya ku ucapkan rasa syukurku kepada sang pencipta dan tak lupa pula ku berterima kasih kepada sahabatku. Aku pun mulai pulih dari sakitku. 10 hari dalam rumah sakit memiliki hikmah tersendiri buatku.
Pengarang : Siti Fuji Aulianti Husni
Sekolah : SMA Negri 1 Maros (Sulawesi-selatan)
Semoga karangan (cerpen) ini menjadi motivasi buat sahabat-sahabat sekalian untuk memahami tak perlu melihat teman dari kekayaan dan status sosial. Bersahabat modalnya kejujuran, kesabaran, dan kepahaman satu sama lain tak lupa pula harus se-Akidah. Semoga Cerpen yang saya buat memiliki Manfaat. ^^