Pages

Puisi - Semakin Jauh

Senin, 24 November 2014

Rona cerah
Menggulung awan-awan berkabut
Langkah kaki ditapaki menuju ruang penuntut ilmu
Kicauan burung-burung terngiang nyaring
Daku dapati dikau di seberang sana
Daku hanya bisa menatap punggung dikau dari belakang
Semakin jauh, semakin jauh, dan semakin jauh
Tak ku dapati lagi langkah dikau di seberang sana

Puisi - Kian Lama pun Kan Kunanti

Waktu kian berlalu
Tatapan penuh tanya 
Bibir sulit terucap sepata katapun 
Bahasa tubuh kian tersirat 
Menggambarkan kegelisahan kian mendalam
Sebentar lagi dikau akan menuju duniamu 
Daku pun begitu 
Harap-harap kian cemas 
Namun.. 
Dibalik itu semua 
Daku diam-diam harap dikau dalam sujud 
Daku diam-diam doakan dikau dalam sujud 
Janganlah melirik siapapun 
Dikau harus paham 
Daku menanti kian lama 
Kian lamapun 
Daku akan tempuh 
Seraya memperbaiki diri

Secerca Rindu Dara

Sabtu, 15 November 2014

Mentari pagi memasuki sela-sela di dalam ruangan bernuangsa Pink itu. Di balik jendela yang tertutupi gorden memasuki sinarnya. Pagi itu Dara bangunnya telat. karena, ia tahu kalau dia sedang mngalami fase wanita yang kedatangan bulan. wajarlah wnita yang datang bulan sangat malas. selimutnya masih setia menyelimuti diri Dara, bantal-bantal kesayangannya masih setia menemani kenyamanannya. semakin malaslah Dara untuk bangkit dari pembaringannya itu.

"Dreng..dreng.." Suara hp Dara berbunyi. Sekitar dua menit Dara mengumpulkan segenap kekuatan melawan rasa malasnya untuk bangkit dari pembaringan. Dilihat hpnya, ternyata sms dari Kila.
"Assalamualaikum Dara, ntar jam 10 kita ketemuan sama yang lain cafe rainbow ya.."
Pesan singkat dari sahabatnya itu. Membuat Dara bergegas membereskan kamar dan rumahnya agar ia bisa nyaman pergi dengan keadaan rumah yang bersih.

Setengah jam sudah dilewati Dara untuk beres-beres. Ia menatap ke langit yang tiba-tiba terlihat mendung. Dara berharap di musim penghujan ini Ia akan melihat pelangi yang telah lama ia nantikan.
"Semoga Sore nanti hujan dan aku berharap di penghujung petang nanti akan ada pelangi Indah itu." Ucapnya dalam hati.

Sekarang sudah pukul 08.35. Dara bergegas untuk prepare menuju cafe rainbow.

Sekitar 45 menit Dara prepare akhirnya selesai. Dara langsung bergegas kesana dan untunglah cafe rainbow tidak begitu jauh dari rumah Dara. Jalan kaki sekitar 15 menit Dara akan sampai.

Setiap langkah Dara yang ia tapaki menuju ke cafe rainbow. Ia teringat dengan sosok lelaki yang ia cintai sejak SMA itu. Seorang hamba yang berbudi mulia itu. Semenjak pelulusan di SMA sudah hampir 3 tahun Dara tak melihatnya. Dara masih tetap dalam pendiriannya yang bungkam dan malu ia merangkai kisah cintanya itu. Dalam bungkam dan malunya ia merajut sebuah pengharapan suatu kelak nanti. Setiap doa-doanya selalu terselip doa untuknya. Ntahlah bagaimana perasaan Dara jika suatu saat nanti Ia harus menerima kenyataan bahwa seseorang yang ia cintai selama bertahun-tahun itu bukan jodohnya.

Setelah berjalan 15 menit akhirnya Dara sampai tepat waktu di cafe rainbow. Tapi, sahabat-sahabatnya belum datang juga. Kebiasaan para sahabatnya yang selalu memkai jam karet. Dara akhirnya masuk ke cafe rainbow dan duduk di sudut kanan cafe tempat Dara teman-temannya selalu duduk ketika berada di cafe rainbow. Sekitar 15 menit kemudian mereka semua sudah datang.

"Ra? Kamu udah lama pasti ya? Maaf ya.". Tanya Kila dengan ucapan maafnya.
"Ra? Sorry ya sudah nunggu lama" maaf dari Nila dan Nita serentak.

Kila, Nita, dan Nila. Mereka adalah sahabat-sahabat terbaik Dara. Mereka selalu menghabiskan waktu senngang mereka ketika hari sabtu dan minggu di cafe rainbow.

Hari ini Dara tidak begitu fokus. Ntah kenapa ia sangat merindukan sosok lelaki yang berbudi mulia itu. Akankah Dara mendapatkan cintanya? Akankah Dara berhasil merangkai kisah indahnya? Akankah Dara merajut asanya dengan indah? Ntahlah. Dara hanya bisa menunggu seraya memperbaiki dirinya menjadi wanita yang lebih baik di Mata Allah dan Jodohnya suatu kelak. 

Lukisan Persahabatan

Sabtu, 08 November 2014

Terkadang ada keegohan untuk mempertahankan argumentasi masing-masing.
Terkadang ada keegohan dalam masalah sepele. Tanpa memikirkan sebab akibatnya.
Terkadang ada kepahitan kata terungkap. Tanpa mempedulikan lagi perasaannya.
Terkadang ada tetesan air mata mengalir atas perubahan sikap.
Kawanku, maaf kan lah temanmu ini. Kadang melukis kesedihan di air wajah kalian.
Tapi, ingatlah kita sudah sangat jauh melukis kehidupan bersama dalam tawa dan haru kita. Lukisan itu nan elok tuk di pandang cantik rupanya berwarna-warni. Melambangkan keindahan ceritanya yang setiap individu memiliki karakter tersendiri. hey kawan, kita saling mengingatkan satu sama lain. Ketika kita jatuh, kita berjuang untuk bangkit bersama. Ketika kita melakukan kesalahan, kita saling tegur dengan irama yang halus.
Kawan, aku sangat menyayangi kalian. Aku selalu ceroboh dalam pertemanan kita. Maafkan aku :) 

Merajut Kisah Indah

Pagi itu Dara berdiri menghadap ke ufuk Timur melihat matahari yang terbit menyinari dunia. Matanya terpukau, lidahnya keluh, bayangannya megacu kepada kebesaran Sang Pencipta. Melihat segala nikmatnya yang Ia tata rapi dalam bumi ini "Subhanallah" tak henti di sebutnya dalam hati. Tak terasa air mata Dara menetes, lidahnya masih keluh, badannya melemas, dan bayangan kembali kepada titik kehidupan jahiliyahnya. Begitu banyak dosa yang Ia rajut dalam kehidupannya. Menata segenap kisah buruk di mata-mata manusia lain. Sekarang, Dara ingin merajut asanya. Merajut kisah indah menjemput hidayah. Walau Dara tahu semua itu tak mudah. Tapi, Ia berprinsip tak ada kebahagiaan tanpa perjuangan. Dara merajut kisah-kisah indahnya tanpa mempedulikan mata-mata manusia lain ingin menilainya sepertia apa.
Kurang lebih dua tahun Dara merasakan pasang surut cobaan dalam hidupnya semenjak Ia bertekad untuk merajut asa yang indah. Sampai akhirnya Ia jatuh cinta pada seorang pria yang baik agamnya. Cintanya kepada sosok lelaki itu membuatnya tambah bertekad untuk lebih bagus lagi merajut kehidupan yang Indah. Inilah yang namanya Cinta. Cinta yang membawanya dalam kehidupan yang lebih baik. Walau cintanya itu tak pernah Ia utarakan kepada siapapun. Cinta diamnya yang Ia rajut. Berharap Sang Pencipta menyatukan dirinya kelak.
#By:SitiFujiAulianti:D
 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS